Sistem pendukung keputusan merupakan suatu penerapan sistem informasi yang
ditujukan untuk membantu pimpinan dalam proses pengambilan keputusan. Sistem
pendukung keputusan menggabungkan kemampuan komputer dalam pelayanan interaktif
dengan pengolahan atau pemanipulasi data yang memanfaatkan model atau aturan
penyelesaian yang tidak terstruktur (Turban, 2005:19).
Dapat disimpulkan bahwa, Sistem Pendukung Keputusan adalah sebuah sistem yang
mendukung kerja seorang manager maupun sekelompok manager dalam memecahkan
masalah semi-terstruktur dengan cara memberikan informasi ataupun usulan menuju
pada keputusan tertentu.
B. Simple
Multy Attribute Rating (SMART) Technique
Pada hakekatnya Simple Multy Attribute Rating (SMART) merupakan suatu model
pengambil keputusan yang komprehensif dengan memperhitungkan hal-hal yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dalam model pengambilan keputusan dengan SMART
pada dasarnya berusaha menutupi setiap kekurangan dari model-model tanpa
komputerisasi sebelumnya. SMART juga memungkinkan ke struktur suatu sistem dan
lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan mereka
dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem.
Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input
utamanya adalah persepsi manusia. Jadi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang
mencolok pada model SMART dengan model lainnya sama sama terletak pada jenis
inputnya, hanya saja terdapat persentase dari setiap pembobotan langsung yang
ditentukan oleh hasil analisa permasalahan.
C. Metode
Pembobotan Simple Multy Attribute Rating (SMART)
Merupakan metode pendukung keputusan yang paling sederhana. Dalam metode ini
dilihat beberapa parameter yang menjadi penentu keputusan tersebut. Parameter
tersebut mempunyai range nilai dan bobot yang berbeda-beda. Nilai tersebut
nantinya akan menjadi penentu keputusan yang diambil.
III. PEMBAHASAN
3.1.
Model dan Bobot Penilaian Sistem
Pendukung Keputusan
Model sistem pendukung keputusan pemilihan bank sebagai tempat menabung
dibuat dalam 4 jenis model yaitu model
lokasi, model ketersediaan Automatic teller machine
(ATM), model jam kerja, model layanan pelanggan dan model perbankan online.
Dimana masing-masing
model tersebut memiliki beberapa elemen yang akan menentukan
hasil akhir sistem pendukung keputusan yang akan digunakan oleh para nasabah
dalam menentukan suatu keputusan. Setiap elemen bobot penilaian yang
berbeda-beda tergantung dari hasil jenis model.
Batasan penilaian dimulai dari 10 sebagai range terendah sampai dengan
100 sebagai range tertinggi, sehingga pada akhirnya kelayakan pemilihan
bank diukur dengan nilai sebagai 80-100 untuk kategori
diterima oleh pengguna untuk menabung, 60-79 untuk
kategori dipertimbangkan apakah ya atau tidak, 0-59 untuk kategori ditolak
artinya tidak layak untuk tempat menabung bagi nasabah yang bersangkutan.
Penentuan bobot penilaian telah dilakukan berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan dengan bersumber pada hasil penelitian, namun hal ini untuk
seterusnya bias diadakan perubahan-perubahan searah dengan tuntutan kebutuhan.
Bahwa sistem pada proses penilaiannya mengacu kepada pemenuhan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan serta mengacu pada beberapa kasus yang
telah terjadi, sehingga benar-benar mempunyai tolak ukur yang baik.
3.2. Perancangan Basis Model
Dalam mendukung proses pengambilan keputusan, digunakan model pembobotan yang
dibangun untuk menentukan prioritas pemilihan bank dalam menghasilkan keluaran
sistem secara keseluruhan dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Input nilai kriteria masing-masing model.
b.Input bobot masing-masing kriteria.
Rancangan model untuk mengevaluasi
pemilihan bank adalah sebagai berikut:
1.
Kriteria lokasi
Model lokasi dimaksudkan untuk menentukan kenyamanan serta kemudahan
penjangkauan bank yang akan digunakan sebagai tempat menabung oleh nasabah
serta berapa besar nilai dari masing-masing point tersebut. Dengan pemberian
nilai mulai dari terkecil 10 sampai terbesar 100.
Tabel 1. Kriteria lokasi
No
|
Kriteria
Lokasi
|
Nilai
|
Bobot
|
1.
|
Dekat
tempat tinggal
|
100
|
80
%
|
2.
|
Dekat
tempat bekerja / study
|
80
|
|
3.
|
Dekat
Sarana Umun
|
60
|
|
4.
|
Di
Pusat Kota
|
40
|
|
5.
|
Dekat
pusat perbelanjaan
|
20
|
|
6.
|
Dekat
tempat hiburan
|
10
|
Nilai lokasi adalah:
2.
Kriteria ketersediaan ATM
Model ketersediaan ATM dimaksudkan untuk memberikan kemudahan kepada nasabah
dalam melakukan transaksi tanpa harus datang ke kantor pusat bank tersebut
serta berapa besar nilai dari masing-masing point tersebut. Dengan pemberian
nilai mulai dari terkecil 10 sampai terbesar 100.
Tabel 2.
Kriteria ketersediaaan ATM
No
|
Kriteria Lokasi
|
Nilai
|
Bobot
|
1.
|
Dekat tempat tinggal
|
100
|
70 %
|
2.
|
Berada di dekat tempat customer
bekerja / study
|
90
|
|
3.
|
Berada dijalur yang dilalui saat
kegiatan
|
80
|
|
4.
|
Dekat Sarana Umun
|
70
|
|
5.
|
Di Pusat Kota
|
60
|
|
6.
|
Dekat pusat perbelanjaan
|
40
|
|
7.
|
Dekat tempat hiburan
|
20
|
Nilai ketersediaan ATM adalah:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar